Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan.

Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan.

 
    DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Letnan Kolonel Kahar Muzakkar. Pada tahap awal, pemberontakan ini disebabkan akibat ketidakpuasan para bekas pejuang gerilya kemerdekaan terhadap kebijakan pemerintah dalam membentuk Tentara Republik dan demobilisasi yang dilakukan di Sulawesi Selatan. Namun, beberapa tahun kemudian pemberontakan malah beralih dengan bergabungnya pasukan Kahar Muzakkar ke dalam DI/TII Kartosuwiryo.


    Tokoh Kahar Muzakkar sendiri pada masa perang kemerdekaan pernah bergabung di Jawa bahkan menjadi Komando Grup Sulawesi Selatan yang bermarkas di Yogyakarta. Setelah pengakuan kedaulatan pada tahun 1949, ia lalu ditugaskan ke daerah asalnya untuk membantu menyelesaikan persoalan tentang Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) disana. KGSS dibentuk sewaktu perang kemerdekaan dan berkekuatan 16 batalyon atau 1 divisi. Pemerintah menginginkan agar kesatuan ini dibubarkan lebih dahulu untuk kemudian dilakukan re-organisasi tentara kembali. Semua itu dalam rangka penataan ketentaraan, namun anggota KGSS menolaknya.


    Begitu tiba, Kahar Muzakkar diangkat oleh Panglima Tentara Indonesia Timur untuk menjadi koordinator KGSS, agar dengan mudah menyelesaikan persoalan. Namun, bagikan susu dibalas air tuba. Kahar Muzakkar malah berbalik menuntut kepada Panglimanya agar KGSS dijadikan tentara dengan nama Brigade Hasanuddin. Tuntutan ini langsung ditolak karena pemerintah berkebijakan hanya menerima anggota KGSS yang memenuhi syarat sebagai tentara dan lulus seleksi. Kahar Muzakkar sendiri tidak menerima kebijakan ini dan memilih berontak diikuti oleh pasukannya.


    Selama masa pemberontakan, Kahar Muzakkar pada tanggal 7 Agustus 1953 menyatakan diri sebagai bagian dari Negara Islam Kartosuwiryo. Pemberontakan yang dilakukan Kahar Muzakkar memerlukan waktu yang lama untuk bisa ditumpas oleh TNI. Pemberontakan Kahar Muzakkar berhasil ditumpas pada tahun 1965 dengan tewasnya Kahar Muzakkar dalam operasi penyergapan.


    Dengan begitu, berakhirlah pemberontakan DI/TII yang terjadi di Sulawesi Selatan. Ribuan orang tewas dan ratusan orang ditangkap dan diadili. Meski begitu, DI/TII di Sulawesi Selatan merupakan salah satu bentuk kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah dan merasa tidak puas akan kebijakan tersebut yang bertentangan dengan kemauannya sendiri.

    Demikian penjelasan mengenai Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Kahar Muzakkar. Jangan lupa follow dan Subscribe untuk update selanjutnya.

Post a Comment for "Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan."