Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pemberontakan PKI Madiun 1948.

 PKI Madiun 1948

PKI Musso

    Pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948 merupakan bentuk kudeta atau perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh partai kiri ini dengan pemimpinnya yaitu Muso. Muso sendiri merupakan tokoh terpenting di PKI.

    Muso menghendaki negara Indonesia sebagai negara Komunis sesuai ajaran Maxisme dan Leninisme. PKI merupakan partai politik pertama yang didirikan sesudah proklamasi bersama dengan Partai Nasional Indonesia (PNI). Sejak awal kemerdekaan sampai awal tahun 1948, PKI masih berskipa mendukung pemerintah, yang kebetulan memang dikuasai oleh golongan kiri. Namun, ketika golongan kiri terlempar, PKI menjadi partai oposisi dan bergabung dengan partai serta organisasi kiri lainnya dalam Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang didirikan oleh Amir Syarifuddin pada bulan Februari 1948.


    Pada awal September 1948 pimpinan PKI dipegang oleh Muso. Ia membawa PKI ke dalam pemberontakan bersenjata yang dicetusan di Madiun pada tanggal 18 September 1948. (Taufik Abdullah dan AB Lapian, 2012).

    Mengapa PKI memberontak? Alasan utamanya sangatlah jelas, dimana mereka menginginkan Indonesia sebagai negara Komunis. Berbagai upaya dilakukan oleh PKI untuk meraih kekuasaan. Di bawah pimpinan Muso, PKI berhasil menarik partai dan organisasi kiri lainnya dalam FDR bergabung ke PKI. Partai ini lalu mendorong dilakukannya berbagai demonstrasi dan pemogokan kerja bagi kaum buruh dan petani. Sebagian kekuatan-kekuatan bersenjata juga berhasil masuk ke dalam pengaruh PKI. Muso juga seringkali mengeluarkan ultimatum yang mengecam pemerintah dan membahayakan strategi diplomasi Indonesia melawan Belanda yang ditengahi Amerika Serikat. Pernyataan Muso lebih menunjukkan keberpihakannya terhadap Uni Sovyet yang komunis. Pada saat itu juga, Amerika Serikat dan Uni Sovyet tengah mengalami perang dingin.


    Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya-upaya diplomasi dengan Muso, bahkan sampai mengikutsertakan tokoh-tokoh kiri lain, yaitu Tan Malaka untuk meredam gerakan ofensif PKI. Namun, kondisi politik sudah panas sehingga pada pertengahan September 1948, pertempuran TNI dengan PKI meletus. PKI dan kelompok pendukungnya kemudian memusatkan diri di Madiun. Muso kemudian memproklamirkan Republik Sovyet Indonesia pada tanggal 18 September 1948.


    Dengan segera, Presiden Soekarno bereaksi dan berpidato di RRI Yogyakarta :

    ".....Saudara-saudara! camkan benar apa artinja itu : Negara Republik Indonesia jang kita tjintai, hendak direbut oleh PKI Muso. Kemarin pagi PKI Muso, mengadakan coup, mengadakan perampasan kekuasaan di Madiun dan mendirikan disana suatu pemerintahan Sovyet, dibawah pimpinan Muso. Pemrampasan ini mereka pandang sebagai permulaan untuk merebut seluruh Pemerintahan Republik Indonesia.

    ...Saudara-saudara, camkanlah benar-benar apa artinja yang telah terdjadi. Negara Republik Indonesia hendak direbut oleh PKI Muso!

    Rakyat jang kutjinta! Atas nama perdjuangan untuk Indonesia Merdeka, aku berseru kepadamu :"Pada saat jang begini genting, dimana engkau dan kita sekalian mengalami percobaan jang sebesar-bersarnja dalam menentukan nasib kita sendiri, bagimu adalah pilihan antara dua : ikut PKI Muso dengan PKInja jang akan membawa bangkrutnja cita-cita Indonesia Merdeka, atau ikut Soekarno-Hatta, jang Insya Allah dengan bantuan Tuhan akan memimpin Negara Republik Indonesia jang merdeka, tidak djajah oleh negeri apapun djuga.

    ...Buruh jang djujur, tani jang djujur, pemuda jang djujur, rakyat jang djujur, djanganlah memberikan bantuan kepada kaum pengatjau itu. Djangan tertarik siulan mereka!...Dengarlah, betapa djahatnya rentjana mereka itu! (Daud Sinyal, 1996)

    Di awal pemberontakan, pembunuhan terhadap pejabat pemerintah dan para pemimpin partai yang anti komunis terjadi. Kaum santri juga menjadi korban. Tetapi pasukan pemerintah yang dipelopori oleh Divisi Siliwangi kemudian berhasil mendesak mundur pemberontak. Puncaknya ketika Muso tewas tertembak, Amir Syarifuddin juga tertangkap. Ia akhirnya dijatuhi hukuman mati, sedangkan tokoh-tokoh muda PKI seperti Aidit dan Lukman berhasil melarikan diri. Merekalah kelak di tahun 1965, berhasil menjadikan PKI kembali menjadi partai besar di Indonesia sebelum terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965. Ribuan orang tewas dan ditangkap pemerintah akibat pemberontakan ini dan pemberontakan ini berhasil dtumpas.

peristiwa PKI Madiun 1948

    Demikianlah penjelasan mengenai Pemberontakan PKI Madiun 1948 yang didasari ideologi komunis yang bertentangan dengan cita cita nasional bangsa Indonesia yaitu Pancasila. 

    Sekian dan terimakasih. Jangan lupa follow dan subscribe.

Post a Comment for "Pemberontakan PKI Madiun 1948."